Perjalanan da’wah dan ishlahul
ummat nampaknya masih sangat panjang. Problem internal ummat masih menyisahkan
ruang yang terlalu luas. Sifat jahiliyah yang mendarah daging , syubhat, dan
syahwat merajalela dan gencar menerkam mangsa. Perpecahan dan fanatisme di lain
pihak, tak ketinggalan mencari korban baru setiap saat. Belum lagi berbagai
kekalahan politik, ekonomi, sosial serta budaya yang diderita kaum muslimin di
berbagai tempat.
Sejak
sohwah islamiyah meretas jalan, berbagai usaha dan percobaan ishlah dan
kegiatan dakwah, silih berganti muncul dan beriring berjalan tertatih-tatih,
haus, dan redup, jika tidak kembali divitalkan menghadapi berbagai tantangan,
hambatan dan problem. Panjangnya sejarah da’wah yang dimulai sejak pergumulan
kebajikan dan kebatilan silih bergantinya berbagai peristiwa, kejadian dan
pengalaman seakan belum menjadi sebaik-baik guru bagi kalangan aktivis.
Jangankan melanjutkan dan mengembangkan, sebagian malah saling menafikan dan
menghancurkan. Berbagai kesalahan terus diulang dan terulang. Berkali-kali
mengawali dan memulai dari nol, entah karena kebodohan dan sempit wawasan, atau
karena keangkuhan. Sementara tantangan sekaligus obyek da’wah semakin kuat dan
pandai mensinegrikan diri.
SC.
AL-FURQAN FEMA FIS UNM sebagai lembaga
da’wah, pengkaderan, dan pengembangan sumber daya manusia, belajar dari
pengalaman panjang da’wah di masa yang lalu, serta pengamatan yang cermat
terhadap akibat di masa akan datang berdasarkan kondisi realitas hari ini,
terlihat jelas bahwa satu batu sandungan terbesar bagi da’wah dan kebangkitan
islam adalah jauhnya kaum muslimin dari agama mereka, baik dari segi
pengetahuan dan pemahaman di sisi satu, komitmen, keberpihakan dan pengamalan
di sisi yang lain. Di lain pihak, gerakan da’wah terlihat belum vital ditengah
ummat. Kebangkitan islam masih merupakan ide ekslusif dikalangan para penuntut
ilmu dan aktivis islam.
Kejahilan
yang merata, diperparah pula dengan kekuatan deskruktif yang terus menerus
menggerogoti ummat. Fikrah kufur, materialisme, hedonisme, individualisme, dan
budaya permissif yang merusak, menular dan menyebar melalui media. Sementara
itu da’wah yang jauh dari bimbingan ulama Rabbany kurang bisa diharapkan
membawa kemajuan yang signifikan, dari sisi timbangan ahlussunnah.
Sangat
disayangkan, kekuatan da’wah yang shahihah, belum mampu berbuat banyak
disebabkan karena banyaknya hambatan dan konspirasi jahat kekuatan kaum kafir
yang tidak menghendaki kejayaan islam,. Kita belum cukup memiliki sumber daya
berkualitas yang mampu bersinergi dan mengatur diri.
Berdasarkan
hal tersebut maka SC AL-FURQAN FEMA FIS UNM mengembangkan pola kerja yang ditujukan untuk mengimplementasikan “Lima
dimensi perjuangan dan pergerakan SC. AL-FURQAN FEMA FIS UNM, yaitu :
- Keislaman yaitu melakukan kerja da’wah yang menitikberatkan pada pembinaan Aqidah shahihah, ‘ibadah muttabi’ah dan akhlakul karimah di atas manhaj Ahlussunnah wal jama’ah
- Profesional yaitu melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan kepribadian, keahlian, kematangan, kemanajemenan, dalam bertandzim dan berdakwah.
- Intelektual yaitu melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan pola piker yang islami dan memberikan wawasan luas kepada kader.
- Kepemudaan dan kemahasiswaan
- Keummatan yaitu melakukan kegiatan yang bernuansa pengabdian langsung kepada ummat sehingga kader dapat memahami kaum muslimin, serta kondisi kontemporer yang dihadapi dan melingkupinya baik secara global maupun regional.
Untuk mencapai tujuan tegaknya islam maka dua
hal yang menjadi syarat untuk itu yaitu kekuatan
ilmu dan ketinggian cita cita (Ibnu
Qayyim).
Berpijak pada hal tersebut,
shahwah islamiyah kebangkitan islam ditengah-tengah problematika besar ummat
islam (SDM) tak akan pernah vital tanpa ada keduanya. Jika kekuatan vital :
berlandaskan pada akida yang kuat dan pemahaman yang luas yang sesuai dengan
al-quran dan as-sunnah Muhammad Shallahu alaihiwasalam dan ketinggian cita-cita.
“Sessungguhnya
allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri” (Q.S. 13:11)
“Demi masa, sesungghnya manusia benar benar dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan
nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS.103:1-4).